Dr
Asep Saepul Rohmat, spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP)
Pertamedika, mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami
gangguan buang air kecil. Mulai dari infeksi, penyumbatan saluran kencing,
sampai tumor. Menurutnya, ada dua macam penyumbatan saluran kencing. Yaitu,
penyumbatan dari luar yang disebabkan oleh benda asing atau batu, dan
penyumbatan dari dalam karena pembengkakan akibat infeksi atau tumor.
Gangguan saluran kencing atau susah buang air kecil (BAK) bisa dialami setiap orang untuk semua kelompok umur. Serangan ini tak membedakan korbannya laki-laki atau perempuan, bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Gangguan saluran kencing banyak dialami oleh perempuan. ''Karena saluran kencing perempuan berada di dalam dan lebih pendek dibandingkan saluran kencing laki-laki.
2. Menahan Buang Air Besar
Para
Dokter bedah Gastro entestinal Mengungkapkan bahwa akhir – akhir ini pasien di
RS tempat mereka praktek mengalami peningkatan jumlah pasien CA Colon atau
bahasa umumnya kangker usus. Penyebab Kanker ini belum di ketahui secara pasti,
akan tetapi dokter yakin bahwa penyebab kanker usus ini penyebab terbesarnya
adalah menahan BAB. Bisa jadi seperti itu, kenapa ? Nah, pada saat kita ingin
buang air besar dan menahannya. usus usus di dalam tubuh kita berkontraksi
sebegitu kuatnya untuk menahan agar tinja ( kotoran manusia ) tidak nyelonong
keluar begitu saja.
Kanker ini biasa di derita kalangan berumur, karena perlu kita ketahui bahwa usia semakin bertambah maka kegiatan seperti itu juga semakin banyak jika di total. nah apabila kita terbiasa menahan buang air besar hingga tua maka resiko terkena kanker usus ini semakin besar. pada saat kita menahan buang air otot – otot usus akan berkontraksi menahan dan lama-kelamaan otot ini akan edema ( bengkak ). jika hal ini terjadi didalam usus ini akan fatal akibatnya. Bengkak yang tidak di tangani secara cepat dan tepat akan dapat mengakibatkan radang dan infeksi pada usus. Sehingga Sel – Sel kanker dapat tumbuh di usus tersebut.
Kanker ini biasa di derita kalangan berumur, karena perlu kita ketahui bahwa usia semakin bertambah maka kegiatan seperti itu juga semakin banyak jika di total. nah apabila kita terbiasa menahan buang air besar hingga tua maka resiko terkena kanker usus ini semakin besar. pada saat kita menahan buang air otot – otot usus akan berkontraksi menahan dan lama-kelamaan otot ini akan edema ( bengkak ). jika hal ini terjadi didalam usus ini akan fatal akibatnya. Bengkak yang tidak di tangani secara cepat dan tepat akan dapat mengakibatkan radang dan infeksi pada usus. Sehingga Sel – Sel kanker dapat tumbuh di usus tersebut.
3. Menahan Kentut
Banyak orang yang merasa malu
jika ketahuan kentut, karena masalah perkentutan seringkali dinilai salah dari
sisi etika dan kesopanan. Tapi jangan remehkan kentut, karena orang bisa
meninggal hanya gara-gara tak bisa mengeluarkan gas dari tubuh. Dalam frekuensi
normal, kentut merupakan hal yang sehat karena menandakan sistem pencernaan
khususnya gerakan peristaltik usus hingga anus berjalan dengan normal.
Bila frekuensinya berlebihan, maka menandakan adanya gangguan di perut. Tapi yang lebih buruk dan dapat mengancam nyawa adalah bila orang tidak bisa mengeluarkan gas dari dalam tubuhnya alias tidak bisa kentut.
Ketidakmampuan tubuh mengeluarkan gas atau kentut dari dalam tubuh dapat mengancam jiwa karena disebabkan oleh kondisi peritonitis. Peritonitis adalah peradangan (iritasi) dari peritoneum, yaitu jaringan tipis yang melapisi dinding bagian dalam perut dan mencakup sebagian besar organ perut.
Bila frekuensinya berlebihan, maka menandakan adanya gangguan di perut. Tapi yang lebih buruk dan dapat mengancam nyawa adalah bila orang tidak bisa mengeluarkan gas dari dalam tubuhnya alias tidak bisa kentut.
Ketidakmampuan tubuh mengeluarkan gas atau kentut dari dalam tubuh dapat mengancam jiwa karena disebabkan oleh kondisi peritonitis. Peritonitis adalah peradangan (iritasi) dari peritoneum, yaitu jaringan tipis yang melapisi dinding bagian dalam perut dan mencakup sebagian besar organ perut.
4. Menahan Bersin
Jika keinginan bersin terjadi
saat sedang terlibat perbincangan serius, pertemuan penting atau berada di
ruang yang sepi, orang lebih suka untuk menahannya. Sebaiknya jangan menahan
bersin karena bisa berbahaya. Beberapa orang mencoba menahan bersin dengan cara
menekan hidung mereka sehingga keinginan untuk bersin menjadi hilang. Ternyata
menahan bersin justru bisa menjadi masalah yang serius jika sering dilakukan.
Kecepatan bersin yang dimiliki manusia adalah 161 km/jam, sehingga jika seseorang menahan untuk bersin maka tubuh harus menahan kecepatan tersebut secara tiba-tiba. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi fungsi tubuh dan menyebabkan kuman yang seharusnya dikeluarkan malah masuk kembali.
"Bersin merupakan kegiatan yang positif karena memiliki fungsi membersihkan faring (rongga antara hidung, mulut dan tenggorakan) dan ini adalah hal yang baik, sedangkan menahan bersih justru berbahaya karena bisa menimbulkan beberapa risiko,' ujar Dr Michael Roizen, kepala Wellness Officer Clevelend Clinics, seperti dikutip dari Doctoroz.com, Senin (8/3/2010).
Roizen mengungkapkan ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan
jika seseorang menahan bersin yaitu:
-Menyebabkan patah tulang di tulang rawan hidung
-Mimisan
-Pecah gendang telinga
-Gangguan pendengaran
-Vertigo
-Retina yang terlepas atau mengalami emfisema.
Hal ini karena tubuh berusaha menahan kecepatan dari bersin yang tinggi. Cedera yang timbul umumnya mempengaruhi struktur bagian dalam kepala.
Emfisema adalah suatu kondisi yang bisa menyerang anak-anak ataupun orang dewasa, kondisi ini sangat berbahaya dan berpotensi mematikan karena dapat membatasi pasokan udara. Tanda-tanda yang muncul biasanya wajah atau leher yang membengkak dan timbul rasa ketidaknyamanan.
Kecepatan bersin yang dimiliki manusia adalah 161 km/jam, sehingga jika seseorang menahan untuk bersin maka tubuh harus menahan kecepatan tersebut secara tiba-tiba. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi fungsi tubuh dan menyebabkan kuman yang seharusnya dikeluarkan malah masuk kembali.
"Bersin merupakan kegiatan yang positif karena memiliki fungsi membersihkan faring (rongga antara hidung, mulut dan tenggorakan) dan ini adalah hal yang baik, sedangkan menahan bersih justru berbahaya karena bisa menimbulkan beberapa risiko,' ujar Dr Michael Roizen, kepala Wellness Officer Clevelend Clinics, seperti dikutip dari Doctoroz.com, Senin (8/3/2010).
Roizen mengungkapkan ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan
jika seseorang menahan bersin yaitu:
-Menyebabkan patah tulang di tulang rawan hidung
-Mimisan
-Pecah gendang telinga
-Gangguan pendengaran
-Vertigo
-Retina yang terlepas atau mengalami emfisema.
Hal ini karena tubuh berusaha menahan kecepatan dari bersin yang tinggi. Cedera yang timbul umumnya mempengaruhi struktur bagian dalam kepala.
Emfisema adalah suatu kondisi yang bisa menyerang anak-anak ataupun orang dewasa, kondisi ini sangat berbahaya dan berpotensi mematikan karena dapat membatasi pasokan udara. Tanda-tanda yang muncul biasanya wajah atau leher yang membengkak dan timbul rasa ketidaknyamanan.
5. Menahan Kantuk
Berdasarkan
hasil penelitian ilmuwan Amerika Serikat (AS), rasa kantuk yang berlebihan
setiap hari merupakan tanda awal serangan stroke. Dalam penelitian yang
dipimpin Dr Bernadette Boden-Albala, asisten profesor bidang neurologi pada
Universitas Columbia, New York, AS, orang yang sering mengantuk berisiko
mengalami stroke dua hingga empat kali lebih tinggi.
"Kami sangat terkejut ketika mengetahui efek dari mengantuk itu terjadi pada periode waktu yang tidak terlalu lama. Namun, pertanyaan sesungguhnya adalah apa yang harus kita lakukan pada tubuh kita?" ujarnya.
Berbicara di depan Konferensi Stroke Internasional, para peneliti menyarankan kepada para dokter untuk lebih sering memeriksa pasien yang usianya sudah uzur, apakah mereka mudah tertidur ketika menonton TV atau tidak. Sebab, risiko stroke terhadap orang yang sudah lanjut usia jauh lebih tinggi.
Kesimpulan Dr Boden-Albala berdasarkan penelitian terhadap sekitar 2.000 responden yang sering mengantuk dan tertidur dalam berbagai situasi. Dalam riset itu, mereka juga meneliti orang yang tertidur ketika menonton televisi, duduk, saat berbicara bersama, duduk terdiam setelah makan siang tanpa mengonsumsi alkohol, dan tiba-tiba berhenti mengemudi saat berkendaraan. Setelah dua tahun, pada orang yang beberapa kali suka mengantuk dalam sehari, risiko terkena stroke itu 2,6 kali lebih besar.
Sementara itu, orang yang mengantuk secara sangat berlebihan risiko terkena stroke meningkat menjadi 4,5 kali lebih besar. Penelitian itu juga menemukan bahwa risiko serangan jantung atau kematian akibat penyakit kardiovaskular ikut meningkat akibat mengantuk setiap hari.
"Kami sangat terkejut ketika mengetahui efek dari mengantuk itu terjadi pada periode waktu yang tidak terlalu lama. Namun, pertanyaan sesungguhnya adalah apa yang harus kita lakukan pada tubuh kita?" ujarnya.
Berbicara di depan Konferensi Stroke Internasional, para peneliti menyarankan kepada para dokter untuk lebih sering memeriksa pasien yang usianya sudah uzur, apakah mereka mudah tertidur ketika menonton TV atau tidak. Sebab, risiko stroke terhadap orang yang sudah lanjut usia jauh lebih tinggi.
Kesimpulan Dr Boden-Albala berdasarkan penelitian terhadap sekitar 2.000 responden yang sering mengantuk dan tertidur dalam berbagai situasi. Dalam riset itu, mereka juga meneliti orang yang tertidur ketika menonton televisi, duduk, saat berbicara bersama, duduk terdiam setelah makan siang tanpa mengonsumsi alkohol, dan tiba-tiba berhenti mengemudi saat berkendaraan. Setelah dua tahun, pada orang yang beberapa kali suka mengantuk dalam sehari, risiko terkena stroke itu 2,6 kali lebih besar.
Sementara itu, orang yang mengantuk secara sangat berlebihan risiko terkena stroke meningkat menjadi 4,5 kali lebih besar. Penelitian itu juga menemukan bahwa risiko serangan jantung atau kematian akibat penyakit kardiovaskular ikut meningkat akibat mengantuk setiap hari.
wah ternyata nggak boleh menahan kantuk ya
BalasHapusiya, jangan sampe ya. dikeluarin aja
HapusTambah satu lagi, Mendem kangen :v sama mendem perasaan .. sakitnya tuh disini..
BalasHapus